Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BILA ADA "ANGGOTA HTI YANG EXTRIM"

 


Oleh : Prof.Dr,-Ing Fahmi Amhar

Maka kemungkinan besar dia bukan anggota HTI, tetapi ngaku-ngaku saja. Mungkin dia sempat mengaji di HTI, tetapi tidak teratur, tidak urut kitab, tidak sempat matang, sehingga banyak yang terlewat.

Dulu pernah, di suatu komplek perumahan, ada  orang yang mungkin memang simpati dengan HTI dan sering hadir di acara aksi (masyirah) HTI, 

tetapi tidak pernah betah ngaji reguler di HTI, karena kalau HTI ngaji 2 jam, itu tidak boleh ada minuman kecuali air putih, juga tidak boleh ada makanan apapun.

 Nah beliau ini tidak bisa lama-lama nggak ngopi, ngemil atau merokok. Celakanya, dia dengan pemahaman dia yang lama, yang masih mudah mentadhlil (menganggap sesat) orang lain, kemana-mana mengaku HTI. Sudah khatam kitab-kitabnya HTI....😁

Jadi kalau ada "terduga anggota HTI" mudah mengkafir-kafirkan sesama muslim, kemungkinan besar dia orang seperti di atas. Artinya, bukan anggta HTI !!!

Menjadi anggota HTI itu tidak mudah. Sebelum ditawari menjadi anggota, mesti khatam minimal 4 kitab dasar, 

,☝️dimulai dari kitab Nizhamul Islam (aqidah+syari'ah),

✌️kitab Min Muqowimat Nafsiyah Islamiyah (ahlaq / tazkiyatun nafs), 

👌kitab Mafahim (ushul fiqih dasar) 

✋dan kitab Takattul (dakwah berjama'ah). 

Ini bisa bertahun-tahun. Dan selama bertahun-tahun itu peserta terus dipantau, melaksanakan syari'at fardhiyahnya gimana? #Apakah yang haram-haram sudah dijauhi? #Apakah yang wajib-wajib sudah dijalankan? #Apakah pikiran dan perasaannya sudah disandarkan pada aqidah Islam? 

Kalau masih transaksi ribawi, atau masih pacaran, atau belum menutup aurat dengan sempurna, atau sholatnya masih suka bolong-bolong, atau masih percaya paranormal, masih sering tidak menepati janji, jangan harap akan diterima menjadi anggota !

Yang sudah anggota juga tidak lantas kualitasnya sama. Masih ada belasan kitab lagi yang harus dipelajari. Juga ada jam terbang dakwah yang harus dialami, hingga dia menjadi pengemban dakwah dan penjaga Islam yang terpercaya.

Dalam perjalanan ada juga yang "berguguran". Yang paling dikhawatirkan bukanlah tekanan atau intimidasi, misalnya karyawan yang diancam dipecat jika masih di HTI.

 Bukan. Yang paling ditakutkan justru godaan dunia. Misalnya menikahi wanita cantik / suami kaya yang melalaikan dari dakwah. Atau bisnis moncer yang membuat sibuk, sehingga tak ada lagi waktu untuk dakwah.

HTI tidak mencari dunia dengan dakwah. Karena itu, kalau orang bergabung dengan HTI karena berharap dapat pekerjaan, atau fasilitas, atau jabatan, pasti kecele !!!

 Karena itulah, adalah fitnah yang nyata, kalau ada tuduhan, "HTI itu mencari kekuasaan dengan menjual agama." Tidak. Khilafah itu bukan tujuan perjuangan HTI. 

Tujuan HTI adalah melanjutkan kehidupan Islam. 

HTI cuma mengingatkan ummat akan kewajiban -kewajiban syari'at, yang sebagian besar hanya bisa tegak oleh negara, dan cuma negara yang menegakkan syariat itu yang nanti pantas disebut Khilafah. 

ISIS saja belum bisa disebut Khilafah, hanya ngaku-ngaku saja, untuk mengkanalisasi mereka yang "sumbu pendek", sekaligus menakut-nakuti yang punya penyakit islamofobia.

Ummatlah nanti yang akan menegakkan Khilafah. Khalifahnya boleh siapa saja asal memenuhi syarat-syarat syar'i. 

Syarat-syarat syar'i sebuah negara maupun seorang Khalifah, itu tertulis di kitab-kitab HTI (kitab Aj Jihzah, kitab Muqodimatud Dustur, kitab Syakhsiyah juz 2, dll), yang semuanya terbuka, tidak rahasia. Kitab-kitab itu digali dari kitab-kitab Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang mu'tabar, bukan sekedar pendapat syaikh Taqiyuddin an Nabhani.

Lagipula, yang dipelajari di HTI itu banyak sekali. Jadi tidak "sedikit-sedikit Khilafah". Masak Khilafah cuma sedikit ?  

Wallahu a'lam bis shawab.

Post a Comment for "BILA ADA "ANGGOTA HTI YANG EXTRIM""